Mau Anak Sukses? Yuk ajarkan sifat proaktif sejak dini..

Hai  Super Moms… Super Dads…

"Sukses"

Semua orang pasti ingin sukses dengan berbagai definisinya, baik sukses menurut versi sendiri atau versi orang lain. Begitupun saya pribadi dan saya sebagai ibu, pastinya ingin agar si kecil kelak menjadi anak yang sukses.

Presiden RI Indonesia


Kalau kita melihat sejarah, tokoh tokoh yang sukses mereka mempunyai kesamaan sifat, yaitu "Proaktif". Contohnya Presiden Pertama kita, Soekarno dengan contoh sifat proaktif yang paling saya sukai adalah ketika beliau dengan inisiatif dan penuh kesadaran dan menjadikannya sebagai tanggung jawabnya menyatakan "Indonesia Merdeka" pada tgl 17 Agustus 1945 di saat dalam status quo. sungguh keputusan yang sangat tepat.

Presiden kedua kita, Soeaharto pun punya sifat yang sama. Salah satu buktinya adalah ketika beliau menangani Surat Perintah 11 Maret, yang akhirya menggiring beliau menjadi Presiden ke-2 RI. Di luar kekurangan beliau, sebenarnya banyak sekali program-program yang sangat membangun dan ekonomi kita berkembang pesat. Dan saya yakin presiden-presiden berikutnya pun memiliki sifat "Proaktif", BJ. Habibi dengan kepintarannya, Gus Dur dengan keunikannya yang disertai sifat proaktif, humanis dan tauladan, dan selajutnya Megawati dan Susilo bambang Yudhoyono silakan dipikir sendiri.
Kemabali ke leptop si unyil (upppps... maksudnya ke topik...)

Jadi mau anak sukses? ... Yuk ajarkan sifat proaktif sejak dini.

Pertama mungki kita perlu menyamakan persepsi dulu. Apa sih "proaktif" ? Yap…proaktif identik dengan inisiatif dan bertindak.
Menurut Wikipediak kepribadian proaktif adalah sikap yang cenderung oportunis, berinisiatif, berani bertindak, dan tekun hingga berhasil mencapai perubahan yang berarti. Pribadi proaktif menciptakan perubahan positif daalam lingkungan tanpa memedulikan batasan atau halangan.


13346905711835576494
Daffa Adli mengembalikan buku

Adakalanya anak kita dilahirkan memang dengan sifat yang proaktif, hal ini saya rasakan dengan si kecil “Daffa” meskipun umurnya waktu itu belum genap 1 th, tapi sudah menunjukkan sifat-sifat proaktifnya, misal mengambil lap pel (meski belum bisa jalan) ketika ada air yang tumpah, mengambilkan kunci mobil papanya ketika tahu akan jalan-jalan. Berbeda dengan kakaknya yang memang kemampuan intrapersonalnya paling rendah dibandingkan kemampuan yang lain sehingga sering bersifat reaktif dan menunggu melakukan sesuatu ketika diminta. Ingat...sifat itu bisa dibentuk jadi bentuklah sejak dini.

Proaktif, menurut Stephen R. Covey adalah kebiasaan pertama dari tujuh kebiasaan yang efektif yaitu “Be Proaktif”. Pada dasarnya manusia bertindak karena adanya stimulus. Orang yang “reaktif” cenderung akan langsung merespon stimulus tsb. Sedangkan orang proaktif akan befikir sejenak tindakan apa yang akan dilakukan unuk merespon stimulusnya. Perilaku yang diambil adalah fungsi dari keputusan yang diambil bukan akibat dari kondisi kita.

Proaktif identik dengan tindakan tersebut dibawah ini:


  • Mengambil inisiatif

  • Bertindak

  • Mendengarkan bahasa kita

  • Focus kepada apa yang bisa dirubah

  • Membuat dan memenuhi komitmen baik pada diri sendir atau orang lain

Berikut tips-tips praktis untuk melatih si kecil sifat proaktif.

  • Mulailah dengan diri sendiri untuk menjadi pribadi yang “proaktif”. Ingat …”Anak kecil adalah peniru yang ulung”, jadi cara yang paling efektif mengajarkan sifat proaktif adalah dengan member contoh dan jadi panutan anak tercinta).
  • Mulailah dengan menggunakan bahasa yang postif dan proaktif. Ajarkan ke anak dengan bahsa-bahasa proaktif bukan bahasa reaktif.

          Misal:
          Bahasa reaktif         Bahasa proaktif
          Saya tidak bisa…      Saya memilih….
          Saya harus ….          Saya lebih suka…
          Seandainya saja ….  Saya akan …., dll


  • Beri alernatif-alternatif ke anak dan latih dia untuk memilih. Hanya saja batasi alternative tidak lebih daru dua, hal ini untuk memudahkan anak memilih. Dengan memilih anak merasa dilibatkan dan juga akan terbisa bertanggung jawab akan pilihannya.
  • Apabila si kecil menolak melakukan sesuatu. Misal menolak makan, alaih-aling memarahi anak dan menyuruh “Harus makan” usahakan kasih alternatif makanan apa yang ingin dia makan. Contoh lain apabila si kecil minta sesuatu yang dilarang, alih –alih mengatakan “Tidak boleh”… diganti dengan pilihan “Boleh…main ini…. Atau main itu….ya..?”
  • Setiap kali si kecil merasa ingin marah atau menangis, jarai si kecil berdiam sejenak dan tarik nafas . Apapun responnya yang akan dilakukan si kecil (misal tetap marah atau tetap menangis), s kecil sudah sadar apa yang akan dipilih.
  • Selalu sebut si kecil dengan panggilan-panggilan yang positif.
  • Beri reward atau hadiah ketika si kecil berhasil melakukan tindakan proaktif. Ingat hadiah akan lebih efektif sebagai penguat ketimbang hukuman.


Itu sekedar tips dari saya, silakan di coba dan petik hasilnya.

Salam,
Mama Aretha


Dunia Aretha
Share
Related Stories Widget by LinkWithin