Iqra' - Bacalah


Ayat pertama yang diturunkan oleh Allah melalui AlQur’an, namun seringkali ayat ini terabaikan. Terutama kepada anak-anak kita. Para Orangtua berasumsi bahwa mengajarkan membaca pada anak dimulai nanti kalau mereka sudah sekolah. “ Kasihan, dunia mereka masih dunia bermain”. Kalau mereka dipaksa untuk belajar akan tidak baik hasilnya, begitu alasan yang sering kita dengar. Alasan tersebut tidak salah namun juga tidak benar. Lho?
Memang benar bahwa dunia anak adalah dunia bermain? Tapi apakah dalam bermain anak-anak tidak belajar? Padahal semenjak dilahirkan anak-anak sudah mulai belajar, baik dari lingkungan maupun dari media bermain. Ada kesalahan dalam cara memandang tentang pembelajaran anak. Proses pembelajaran bagi sebagian orangtua adalah sikap formal dalam mengajar, seperti laiknya kita lihat dikelas-kelas. Segala sesuatu dijelaskan dengan teori yang formal sekali. Padahal kita tahu dunia anak-anak adalah dunia bermain, dan adalah tugas kita (orangtua) untuk mensiasati bahwa proses bermain tadi menjadi sebuah arena pembelajaran yang menyenangkan sekaligus efektif untuk mengembangkan kecerdasan, kemampuan kognitif, akhlaq, dsb.
Demikian pula dalam hal membaca, dengan membaca kita dapat mengajarkan kemampuan untuk berbahasa dengan lebih baik lebih terstruktur dan lebih kaya kosakatanya. Lalu sebenarnya, berapa usia yang tepat untuk memulai mengajari membaca pada anak? Sebenarnya sejak lahir kita dapat mengenalkan tentang membaca pada anak-anak. Hanya mungkin metode yang perlu kita kembangkan. Selain itu mengajari anak membaca diusia dini (2 tahun pertama) ternyata terbukti mampu merangsang dan meningkatkan IQ anak secara signifikan. Semakin dini kita mengajarkan membaca semakin baik hasilnya, Jadi ajarkan membaca pada anak semenjak ia lahir.

Namun bagaimana caranya? Apa yang harus kita lakukan? Ada 4 tips penting yang harus diperhatikan :
  • Ajarkan membaca dengan menumbuhkan minatnya, tidak dengan hapalan. Mungkin memang membutuhkan waktu dan proses yang agak lama, namun untuk hasil jangka panjang lebih baik hasilnya dibandingkan dengan metode hafalan. Metode hafalan memang lebih cepat kelihatan hasilnya, namun pada titik tertentu anak akan mengalami kebosanan, karena kemauan membaca tidak tumbuh dari minat anak.
  • Ajarkan dengan penuh antusias. Jika kita mengajarkan segala sesuatu dengan antusias dan mimik yang tepat akan lebih merangsang anak untuk berkonsentrasi dengan apa yang kita ajarkan.
  • Ajarkan dengan metode bermain, misalnya dengan menampilkan gambar-gambar yg berwarna-warni, dsb.
  • Berikan buku bergizi, buku yang memuat nilai-nilai akhlaq dan pelajaran ruhiyah. Dibawah ini adalah tahapan mengenalkan membaca pada anak sesuai usianya :
Bayi Usia 0-6 bulan, dapat dikenalkan dengan buku-buku dengan warna terang, gambar besar dan sederhana, berbahan kertas keras, aman untuk digigit, atau buku ular (buku panjang yang dapat dilipat-lipat sesuai gambarnya), buku yang terbuat dari vinil lembut dengan gambar obyek-obyek yang ada di sekitar kita, dan buku yang mudah dibersihkan.
Bayi usia 6-12 bulan, mulai dapat dikenalkan membaca buku bersama dengan menggunakan bahasa dan suara yang lebih variatif dengan suara keras (read loud). Buku yang dapat dikenalkan adalah buku-buku papan (hard cover), vinil, kain, plastik, semuanya itu harus aman untuk digigit. Buku dengan menampilkan foto-foto bayi lain, buku yang terang dan menggugah, buku dengan obyek yang familiar. Dapat pula dibacakan buku-buku pada saat menjelang sore sesudah mandi atau menjelang tidur.
Anak Usia 12-24 bulan, dapat diberikan pengalaman pra-membaca yang lebih aktif dengan mengenalkan huruf dan angka lewat benda-benda disekitar kita. Misalnya saat makan “apel” dikenalkan huruf A, saat makan lauk yang digigit bentuk huruf dan angka, dsb. Juga berikan pengayaan saat membacakan, misalnya ada gambar komputer, berikan penjelasan sederhana. Buku yang dapat diberikan seperti : buku yang tidak mudah robek, buku yang menampilkan gambar dengan aktifitas familiar, seperti main bola, main di taman dsb. Buku yang memuat nilai akhlaq, idealisme, emosi positif, dan pembentukan pribadi anak. Buku yang memuat sedikit tulisan namun kaya gambar yang sederhana dan mudah ditebak jalan ceritanya. Atau buku-buku tentang hewan.


Anak Usia 2-3 tahun, pada usia ini anak sedang cerdas-cerdasnya, sedang cerewet-cerewetnya, dan mungkin ego yang sedang tinggi-tingginya. Harus ada upaya yang lebih keras untuk membuat mereka tertarik, atau kalau memang mereka telah berminat untuk membaca harus ada upaya yang lebih terarah untuk minat mereka ini. Buku yang dapat kita berikan seperti : buku yang bercerita sederhana, buku yang berirama dan bersanjak kadang dilengkapi VCD dan kaset. Buku pengantar tidur yang memuat nilai ruhiyah, buku tentang bentuk, alfabet atau ukuran, buku berbagai jenis hewan, mobil, ide kegiatan ketika bermain, buku yang memuat tentang pengungkapan perasaan dengan sederhana kepada lingkungannya.
Anak Usia pra-sekolah 3-5 tahun buku yang dapat kita berikan seperti : buku anak-anak yang memiliki pandangan dan hidup seperti mereka, buku berhitung tentang konsep ukuran atau waktu, buku yang memuat tentang cara kerja sederhana suatu alat, buku yang mengembangkan minat mereka, seperti mobil, hewan, hutan, konstruksi, memasak. Buku yang menampilkan persahabatan dengan muatan akhlaq dan adab, buku yang menceritakan tentang asyiknya ke sekolah, ke dokter, punya adik kecil, dan membantu ibu mengasuh adik. Dan buku dengan teks sederhana yang memudahkan mereka untuk mengingat.
Nah, tidak sulit kan mengajari anak untuk membaca? Dengan sedikit pengetahuan dan daya kreativitas orangtua ternyata membaca menjadi pelajaran yang menyenangkan buat anak-anak. Selamat mengajari membaca, semoga bermanfaat.





Telah dibaca :
blog counter




oleh : Moh. Fauzil Adhim
Bunda Gangga Gautama - pustaka-lebah.com

 
Share
Related Stories Widget by LinkWithin