Dirgahayu Ibu

Ibu…mama…bunda…simbok…umi…mami…emak.. Sungguh kata-kata yang akrab ditelinga dan membuat kita nyaman. Tiap tgl 22 Des kita selalu memperingati hari ibu. Terbesit pertanyaan “kenapa bukan hari ayah?” Bukan bearti meremehkan peran ayah, ibu memang punya peran penting dan besar, apalagi “Surga dibawah telapak kaki Ibu”.
Hari ini alhamdulillah, diberi kesempatan untuk mengikuti peringatan hari ibu disekolah Aretha (masih di KB di A* A****), acara yang sederhana tapi cukup menyentuh betapa pentingnya peran kita sebagai ibu. Tidak mudah memang, apalagi Ibu-ibu jaman modern sekarang, kalau tidak sibuk bekerja atau bisnis kadang sibuk dengan jejaring sosialnya seperti FB dan BB. Ketika anak minta main bersama , “Nak, mama sibuk nih, main sama mbak aja ya....”(sambil jari-jari sibuk di BB atau note book). Padahal  anak-anak kita hanya ingin bundanya lebih memperhatikan mereka, seperti ungkapan anak-anak KB& TK di A* A**** Cium aku dan jangan cubit aku”, “Mama jangan sibuk terus ya”, “Mama temani aku bermain ya”, “Peluk aku mama”, “Mama cantik kalau tidak melotot”, “Mama jangan marah-marah terus ya..”, “Kurindu senyumanmu”, “Luangkan waktu untukku Bunda”, “Mama jangan cerewet ya..”,”Mama sayangi aku”, “Miss you mama” dan… “I LoVe you Mama”.

Sungguh kata-kata yang menyentuh. Menjadi mama yang baik dan mendidik anak menjadi anak yang soleh/solekhah bukan pekerjaan instan yang jadi dalam waktu hari / bulan. Tapi ini adalah pekerjaan sepanjang masa. Cara yang paling efektif adalah tauladan “ing ngarsa sung tuladha”. Seperti dikisahkan dalam dongen jaman dahulu. Alkisah ada seorang “ayah-ibu” yang mempunyai ibu yang sudah tua, mebuat repot karena sering rewel, tidak wangi lagi dan renta. Karena kerentaannya dan dianggap merepotkan maka ibu si “ayah-ibu” tsb dipisahkan tinggalnya di rumah yang agak terpencil dan di rumah tersebut disediakan batok kelapa untuk tempat makan dan minum. Suatu hari anak dari si “ayah-ibu” tsb bermain dan sampai ditempat ibunya ibu tinggal. Disana si anak bertanya dan terjadilah percakapan: “Ibu siapa?” – “Aku nenekmu, mamanya ibu kamu”, dan kemudian anak dan nenek tersebut bermain bersama.
Suatu hari anak tersebut diajak jalan-jalan ke hutan oleh ke dua orang tuanya, dan di hutan si anak tersebut menemukan batok kelapa. Si anak berkata pada orangtuanya, “Mama, papa, batok kelapa ini saya simpan ya…buat mama..papa besok kalau sudah tua”….???
Sebagai orang tua, janganlah kita berhenti berdoa untuk anak kita, seperti yang tertulis dalam QS. Al Imran:38 - “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa”.
Semoga tulisan ini menjadi inspirasi buat kita untuk ibu yang lebih baik dan anak yang solehah dan sayang dengan orang tua. Bagi ibu yang masih mempunyai ibu, luangkanlah waktu untuk bertemu atau telepon untuk mengungkapkan sayang dan hormat kita.

 
Salam – Mama Aretha (Bertha Yulianti)
 
Telah dibaca :
blog counter


Share
Related Stories Widget by LinkWithin